- PENYUSUTAN
Penyusutan
didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva
berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang
diharapkan mendapat manfaat dari penggunaaan aktiva tersebut.
- Faktor-faktor
yang terlibat
Dasar penyusutan aktiva.
Dasar
yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor yaitu biaya
awal dan nilai sisa. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada
saat itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah
dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya.
- Estimasi umur pelayanan atau jasa. Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya seringkali tidak sama. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya, tetapi mesin tersebut tidak digunakan selama seluruh tahun ini karena biaya pembuatan produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi. Aktiva ditarik dari penggunaan karena ada dua alasan :
-
Faktor-faktor fisik
-
Faktor-faktor ekonomi:
♠ ketidaklayakan,
terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena
permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.
♠ penggantian,
penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien dan ekonomis.
♠ keusangan, tempat
pembuangan untuk situasi yang tidak melibatkan ketidaklayakan dan penggantian.
- Metode Penyusutan
- Metode aktivitas (unit pengunaan atau produksi).
Misalnya
:
Mesin
dengan harga perolehan Rp 600.000,00 nilai sisa Rp 40.000,00. Mesin ini
ditaksir selama umur penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit produk.
Depresiasi per unit produk dihitung sebagai berikut :
Depresiasi per unit
= HP – NS
n
=
Rp 600.000,00 – Rp 40.000,00
56.000,00
=
Rp 10,00
Apabila
dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit produk,
maka beban depresiasi untuk tahun ini sebesar 18.000 x Rp 10,00 = Rp
180.000,00.
Metode
aktivitas juga disebut pendekatan beban variable, mengasumsikan bahwa
penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari
berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang
disediakan atau masukan seperti jumlah jam kerja.
- Metode garis – lurus.
Metode
ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan dari fungsi
penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena
kemudahannya. Prosedur garis-lurus secara konseptual seringkali juga merupakan
prosedur penyusutan yang paling sesuai.
Contoh
soal, misalnya : mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00, taksiran nilai
sisa ( residu ) sebesar Rp 40.000,00 dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.
Depresiasi
tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Depresiasi
= HP – NS
n
=
Rp 600.000,00 – Rp 40.000,00
4
=
Rp 140.000,00
Keterangan :
HP
= Harga Perolahan (cost)
NS
= Nilai Sisa ( residu )
n
= Taksiran umur kegunaan
Jika
disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasi dan akumulasi depresiasi
dari mesin dimuka adalah sebagai berikut :
Tabel
Depresiasi – Metode Garis Lurus
Akhir Tahun ke
|
Debit Depresiasi
|
Kredit Akumulasi
Depresiasi
|
Total Akumulasi
Depresiasi
|
Nilai Buku Aktiva
|
1
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 600.000,00
Rp
460.000,00
|
2
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 280.000,00
|
Rp 320.000,00
|
3
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 420.000,00
|
Rp 180.000,00
|
4
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 560.000,00
|
Rp 40.000,00
|
Rp 560.000,00
|
Rp 560.000,00
|
- Metode beban menurun (metode penyusutan dipercepat).
Metode
ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan
beban yang lebih rendah pada periode mendatang.
- Jumlah angka tahun, menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa).
- Metode saldo menurun, metode ini menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan dari metode garis lurus.
- Metode penyusutan khusus
- Metode kelompok dan gabungan / komposit. Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Tarif penyusutan gabungan ini ditentukan dengan membagi penyusutan per tahun dengan total biaya aktiva. Jika tidak terdapat perubahan dalam akun aktiva, maka kelompok aktiva akan disusutkan hingga ke nilai sisa atau nilai residu.
- Metode campuran atau kombinasi. Prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.
- Pemilihan Metode.
Banyak
yang percaya bahwa metode yang paling baik menandingkan pendapatan dengan beban
harus digunakan. Karena sulit untuk mempertahankan satu pendekatan sebagai
lebih berguna dari lainnya atas dasar konseptual, maka pemilihan metode
penyusutan seringkali didasarkan atas pertimbangan praktis. Banyak perusahaan
menggunakan metode garis lurus untuk tujuan pembukuan dan menerapkan metode
penyusutan dipercepat untuk tujuan pajak.
- Masalah Penyusutan Khusus
- Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian.
Dalam
menghitung beban penyusutan untuk periode parsial, perlu ditentukan beban
penyusutan untuk satu tahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan
tersebut diantara dua periode yang terlibat. Proses ini harus terus berlangsung
selama masa manfaat aktiva.
- Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap. Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan. Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva), tanpa pendapatan tidak ada laba yang diwujudkan dan tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.
- Revisi Tarif Penyusutan. Ketika aktiva tetap dibeli, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasi lainnya yang berkaitan. Akan tetapi provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva. Perubahan estimasi harus ditangani dalam periode berjalan dan periode mendatang. Tidak ada perubahan yang harus dibuat atas haasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan dan tidak ada upaya untuk mengejar periode sebelumnya.
- PENURUNAN NILAI
Standar
akuntansi umum mengenai nilai terendah antara biaya atau harga pasar untuk
persediaan tidak dapat diaplikasikan pada properti, pabrik dan peralatan.
Bahkan ketika properti, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan
sebagian akuntan merasa enggan mengurangi jumlah tercatat aktiva tersebut.
- Mengakui penurunan.
Dalam
standar ini, penurunan nilai terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat
dipulihkan dan oleh karena itu perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan
perubahan situasi mungkin akan mengarah pada suatu penurunan nilai.
- Mengukur penurunan.
Jika
pengujian tentang kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa penurunan nilai telah
terjadi maka suatu kerugian dihitung. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah di
mana jumlah tercatat aktiva melebihi nilai wajarnya.
- Restorasi kerugian.
Setelah
kerugian penurunan dicatat maka penurunan nilai tercatat aktiva yang ditahan
untuk digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya dasar biaya baru
ini tidak berubah kecuali untuk penyusutan di periode masa depan atau penurunan
nilai tambahan.
- Aktiva yang akan dilepaskan.
Aktiva
yang diturunkan dilaporkan pada yang terendah antara biaya atau nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjualnya (nilai realisasi bersih). Karena aktiva
dimaksudkan untuk dilepaskan dalam periode waktu yang singkat, maka nilai
realisasi bersih akan digunakan dalam rangka menyediakan ukuran yang lebih baik
atas daar yang sama dengan aktiva lainnya yang tidak menurun.
III.
DEPLESI
Sumber
daya alam yang serinkali disebut aktiva yang dapat habis mencakup minyak,
mineral, dan kayu. Aktiva ini dikarakteristikkan dengan dua fitur utama : (1)
pengambilan sepenuhnya aktiva itu dan (2) penggantian aktiva ini hanya dapat
dilakukan oleh tindakan alam.
- Menentukan dasar
- Penetapan dasar deplesi. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor :
û
Biaya akuisisi, adalah harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk
mencari dan menentukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau harga yang
harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan .
û
Biaya eksplorasi, seringkali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam.
û
Biaya pengembangan, dibagi menjadi dua (1) peralatan berwujud, termasuk semua
transportasi dan peralatan berat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber
daya serta menyiapkannya untuk produksi atau pengiriman. Karena aktiva ini
dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran atau penambangan ke lokasi
lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak diperhitungkan dalam dasar
deplesi. dan (2) biaya pengembangan tidak berwujud, dianggap sebagai bagian
dasar deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti biaya pengeboran,
terowongan, gua, dan sumur yang tidak memiliki karakteristik berwujud tetapi
diperlukan dalam menambang sumber daya alam.
û
Biaya restorasi, biaya ini harus ditambahkan ke dasar dplesi untuk tujuan
perhitungan biaya deplesi per unit. Kemudian setiap niali sisa yang diterima
atas properti itu dikurangi dari dasar deplesi.
- Penghapusan biaya sumber daya
Menentukan
bagaimana biaya sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi.
Biasanya deplesi dihitung dengan metode unit produksi (pendekatan aktivitas),
yang berarti bahwa deplesi merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditarik
selama periode berjalan. Tingkat deplesi yang ditetapkan dihitung dengan cara
berikut :
Total
biaya – nilai sisa
= Biaya deplesi per unit
Total
estimasi unit yg tersedia
- Kontroversi yang berkelanjutan
- 1977-FASB mengluarkan statement no.19, yang mengharuskan perusahaan minyak dan gas untuk mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.
- 1978-Dalam menanggapi kritik terhadap tindakan FASB, SEC memeriksa kembali masalah itu dan menemukan bahwa baik akuntansi upaya yang berhasil maupun biaya penuh tidak memadai karena tidak satupun yang merefleksikan substansi ekonomi dari ekplorasi minyak dan gas.
- 1979-1091, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB tidak mempunyai pilihan selain menerbitkan standar lain yang menunda persyaratan bahwa perusahaan harus mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.
- 1981-SEC mengumumkan bahwa ia membatalkan RRA sebagai metode pengakuan akuntansi potensial dalam laporan keuangan utama produsen munyak dan gas.
- 1986-salah satu persyaratan akuntansi biaya penuh adalah bahwa biaya hanya dapat dikapitalisasi hingga batas atas, yang tingginya ditentukan oleh nilai sekarang dari cadangan perusahaan.
- Masalah khusus
- Mengestimasi cadangan yang dapat dipulihkan.
Seringkali
estimasi cadangan yang dapat dipulihkan harus diubah baik karena informasi baru
telah tersedia maupun karena proses produksi telah menjadi lebih canggih.
Masalah ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik
dan peralatan.
- Nilai penemuan.
Nilai
penemuan merupakan istilah lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan daerah
sumber daya alam. Seperti ditunjukkan sebelumnya akuntan tidak mengakui nilai
penemuan. Akan tetapi, jika nilai penemuan akan dicatat maka suatu akun aktiva
akan didebet dan akun apresiasi yang belum direalisasi akan di kredit.
- Aspek pajak dari sumber daya alam.
Peraturan
pajak telah lama menetapkan pengurangan yang lebih besar dari biaya atau
persentase pajak deplesi terhadap pendapatan minyak, gas, dan kebanyakan
mineral. Persentase deplesi atau statuter memungkinkan pengahapusan sekitar 5%
hingga 22% (tergantung pada sumber daya alam) dari pendapatan kotor yang
diterima.
- Dividen likuidasi
Masalah
akuntansi yang utama adalah membedakan antara dividen yang merupakan
pengembalian modal dan yang bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen
likuidasi harus mendebet agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan
investasi awal dan bukan ke laba ditahan, karena dividen tersebut merupakan
pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.
Beberapa
perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :
- Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service ( manfaat ekonomi ) yang terjadi dalam aktiva tetap.
- Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat digantilangsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
- Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke penghasilan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan ( kecuali dalam perusahaan dimana depresiasi dihitung berdasarkan hasil produksi ).
Metode
Perhitungan Deplesi
Untuk
menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :
a)
Harga perolehan aktiva
Dalam
hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh
izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran
itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.
b)
Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
c)
Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Deplesi
dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ).
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh
sebagai berikut :
Tanah
yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran
isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir
bernilai Rp 2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut :
Deplesi
= Rp 20.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 = Rp 120,00 per ton
150.000
Jika
pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk
tahun tersebut = 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00
Jurnal
yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :
Deplesi
Rp 4.800.000,00
Akumulasi
Deplesi
Rp 4.800.000,00
Revisi
Perhitungan Deplesi
Jika
pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi,
sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi,
jika kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka
perhitungan deplesi perlu direvisi. Begitu juga jika taksiran isi tambangnya
berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka
perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan
dengan 2 cara sebagai berikut :
v
Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk
deplesi yang akan datang.
v
Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi
tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.
Dalam
cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat
diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan
koreksi. Misalnya deplesi yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai
berikut :
Akumulasi
Deplesi
Rp xxx
Laba
Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu
) Rp xxx
Dalam
cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk
tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya, dari contoh
dimuka, biaya pembangunan bertambah dengan sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah
dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir
masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi tahun kedua sebagai berikut :
Harga
perolehan
pertama
Rp 20.000.000,00
(
– ) nilai
sisa
Rp 2.000.000,00
Deplesiasi
tahun
lalu
4.800.000,00 Rp 6.800.000,00
Rp
13.200.000,00
Biaya
pembangunan tahun
kedua
Rp 1.800.000,00
Jumlah
yang akan
dideplesi
Rp 15.000.000,00
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua :
Hasil
eksploitasi tahun kedua ( ton
)
30.000
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua ( ton
)
90.000
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua ( ton
)
120.000
Deplesi
per ton dalam tahun kedua :
Rp
15.000.000,00 : 120.000,00 = Rp 125,00
Deplesi
tahun kedua = 30.000 ton x Rp 125,00 = Rp
3.750.000,00
Sumber: PENYUSUTAN, PENURUNAN DAN DEPLESI
Januari 16, 2011
3 Votes
- PENYUSUTAN
Penyusutan
didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva
berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang
diharapkan mendapat manfaat dari penggunaaan aktiva tersebut.
- Faktor-faktor
yang terlibat
Dasar penyusutan aktiva.
Dasar
yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor yaitu biaya
awal dan nilai sisa. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada
saat itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah
dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya.
- Estimasi umur pelayanan atau jasa. Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya seringkali tidak sama. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya, tetapi mesin tersebut tidak digunakan selama seluruh tahun ini karena biaya pembuatan produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi. Aktiva ditarik dari penggunaan karena ada dua alasan :
-
Faktor-faktor fisik
-
Faktor-faktor ekonomi:
♠ ketidaklayakan,
terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena
permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.
♠ penggantian,
penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien dan ekonomis.
♠ keusangan, tempat
pembuangan untuk situasi yang tidak melibatkan ketidaklayakan dan penggantian.
- Metode Penyusutan
- Metode aktivitas (unit pengunaan atau produksi).
Misalnya
:
Mesin
dengan harga perolehan Rp 600.000,00 nilai sisa Rp 40.000,00. Mesin ini
ditaksir selama umur penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit produk.
Depresiasi per unit produk dihitung sebagai berikut :
Depresiasi
per unit
= HP – NS
n
=
Rp 600.000,00 – Rp 40.000,00
56.000,00
=
Rp 10,00
Apabila
dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit produk,
maka beban depresiasi untuk tahun ini sebesar 18.000 x Rp 10,00 = Rp
180.000,00.
Metode
aktivitas juga disebut pendekatan beban variable, mengasumsikan bahwa
penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari
berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang
disediakan atau masukan seperti jumlah jam kerja.
- Metode garis – lurus.
Metode
ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan dari fungsi
penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena
kemudahannya. Prosedur garis-lurus secara konseptual seringkali juga merupakan
prosedur penyusutan yang paling sesuai.
Contoh
soal, misalnya : mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00, taksiran nilai
sisa ( residu ) sebesar Rp 40.000,00 dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.
Depresiasi
tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Depresiasi
=
HP – NS
n
=
Rp 600.000,00 – Rp 40.000,00
4
=
Rp 140.000,00
Keterangan
:
HP
= Harga Perolahan (cost)
NS
= Nilai Sisa ( residu )
n
= Taksiran umur kegunaan
Jika
disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasi dan akumulasi
depresiasi dari mesin dimuka adalah sebagai berikut :
Tabel
Depresiasi – Metode Garis Lurus
Akhir Tahun ke
|
Debit Depresiasi
|
Kredit Akumulasi
Depresiasi
|
Total Akumulasi
Depresiasi
|
Nilai Buku Aktiva
|
1
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 600.000,00
Rp
460.000,00
|
2
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 280.000,00
|
Rp 320.000,00
|
3
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 420.000,00
|
Rp 180.000,00
|
4
|
Rp 140.000,00
|
Rp 140.000,00
|
Rp 560.000,00
|
Rp 40.000,00
|
Rp 560.000,00
|
Rp 560.000,00
|
- Metode beban menurun (metode penyusutan dipercepat).
Metode
ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan
beban yang lebih rendah pada periode mendatang.
- Jumlah angka tahun, menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa).
- Metode saldo menurun, metode ini menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan dari metode garis lurus.
- Metode penyusutan khusus
- Metode kelompok dan gabungan / komposit. Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Tarif penyusutan gabungan ini ditentukan dengan membagi penyusutan per tahun dengan total biaya aktiva. Jika tidak terdapat perubahan dalam akun aktiva, maka kelompok aktiva akan disusutkan hingga ke nilai sisa atau nilai residu.
- Metode campuran atau kombinasi. Prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.
- Pemilihan Metode.
Banyak
yang percaya bahwa metode yang paling baik menandingkan pendapatan dengan beban
harus digunakan. Karena sulit untuk mempertahankan satu pendekatan sebagai
lebih berguna dari lainnya atas dasar konseptual, maka pemilihan metode
penyusutan seringkali didasarkan atas pertimbangan praktis. Banyak perusahaan
menggunakan metode garis lurus untuk tujuan pembukuan dan menerapkan metode
penyusutan dipercepat untuk tujuan pajak.
- Masalah Penyusutan Khusus
- Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian.
Dalam
menghitung beban penyusutan untuk periode parsial, perlu ditentukan beban
penyusutan untuk satu tahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan
tersebut diantara dua periode yang terlibat. Proses ini harus terus berlangsung
selama masa manfaat aktiva.
- Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap. Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan. Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva), tanpa pendapatan tidak ada laba yang diwujudkan dan tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.
- Revisi Tarif Penyusutan. Ketika aktiva tetap dibeli, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasi lainnya yang berkaitan. Akan tetapi provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva. Perubahan estimasi harus ditangani dalam periode berjalan dan periode mendatang. Tidak ada perubahan yang harus dibuat atas haasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan dan tidak ada upaya untuk mengejar periode sebelumnya.
- PENURUNAN NILAI
Standar
akuntansi umum mengenai nilai terendah antara biaya atau harga pasar untuk
persediaan tidak dapat diaplikasikan pada properti, pabrik dan peralatan.
Bahkan ketika properti, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan sebagian
akuntan merasa enggan mengurangi jumlah tercatat aktiva tersebut.
- Mengakui penurunan.
Dalam
standar ini, penurunan nilai terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat
dipulihkan dan oleh karena itu perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan
situasi mungkin akan mengarah pada suatu penurunan nilai.
- Mengukur penurunan.
Jika
pengujian tentang kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa penurunan nilai telah
terjadi maka suatu kerugian dihitung. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah di
mana jumlah tercatat aktiva melebihi nilai wajarnya.
- Restorasi kerugian.
Setelah
kerugian penurunan dicatat maka penurunan nilai tercatat aktiva yang ditahan
untuk digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya dasar biaya baru
ini tidak berubah kecuali untuk penyusutan di periode masa depan atau penurunan
nilai tambahan.
- Aktiva yang akan dilepaskan.
Aktiva
yang diturunkan dilaporkan pada yang terendah antara biaya atau nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjualnya (nilai realisasi bersih). Karena aktiva dimaksudkan
untuk dilepaskan dalam periode waktu yang singkat, maka nilai realisasi bersih
akan digunakan dalam rangka menyediakan ukuran yang lebih baik atas daar yang
sama dengan aktiva lainnya yang tidak menurun.
III.
DEPLESI
Sumber
daya alam yang serinkali disebut aktiva yang dapat habis mencakup minyak,
mineral, dan kayu. Aktiva ini dikarakteristikkan dengan dua fitur utama : (1)
pengambilan sepenuhnya aktiva itu dan (2) penggantian aktiva ini hanya dapat
dilakukan oleh tindakan alam.
- Menentukan dasar
- Penetapan dasar deplesi. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor :
û
Biaya akuisisi, adalah harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk
mencari dan menentukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau harga yang
harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan .
û
Biaya eksplorasi, seringkali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam.
û
Biaya pengembangan, dibagi menjadi dua (1) peralatan berwujud, termasuk semua
transportasi dan peralatan berat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber
daya serta menyiapkannya untuk produksi atau pengiriman. Karena aktiva ini
dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran atau penambangan ke lokasi
lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak diperhitungkan dalam dasar
deplesi. dan (2) biaya pengembangan tidak berwujud, dianggap sebagai bagian
dasar deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti biaya pengeboran,
terowongan, gua, dan sumur yang tidak memiliki karakteristik berwujud tetapi
diperlukan dalam menambang sumber daya alam.
û
Biaya restorasi, biaya ini harus ditambahkan ke dasar dplesi untuk tujuan
perhitungan biaya deplesi per unit. Kemudian setiap niali sisa yang diterima
atas properti itu dikurangi dari dasar deplesi.
- Penghapusan biaya sumber daya
Menentukan
bagaimana biaya sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi.
Biasanya deplesi dihitung dengan metode unit produksi (pendekatan aktivitas),
yang berarti bahwa deplesi merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditarik
selama periode berjalan. Tingkat deplesi yang ditetapkan dihitung dengan cara
berikut :
Total
biaya – nilai sisa
= Biaya deplesi per unit
Total
estimasi unit yg tersedia
- Kontroversi yang berkelanjutan
- 1977-FASB mengluarkan statement no.19, yang mengharuskan perusahaan minyak dan gas untuk mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.
- 1978-Dalam menanggapi kritik terhadap tindakan FASB, SEC memeriksa kembali masalah itu dan menemukan bahwa baik akuntansi upaya yang berhasil maupun biaya penuh tidak memadai karena tidak satupun yang merefleksikan substansi ekonomi dari ekplorasi minyak dan gas.
- 1979-1091, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB tidak mempunyai pilihan selain menerbitkan standar lain yang menunda persyaratan bahwa perusahaan harus mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.
- 1981-SEC mengumumkan bahwa ia membatalkan RRA sebagai metode pengakuan akuntansi potensial dalam laporan keuangan utama produsen munyak dan gas.
- 1986-salah satu persyaratan akuntansi biaya penuh adalah bahwa biaya hanya dapat dikapitalisasi hingga batas atas, yang tingginya ditentukan oleh nilai sekarang dari cadangan perusahaan.
- Masalah khusus
- Mengestimasi cadangan yang dapat dipulihkan.
Seringkali
estimasi cadangan yang dapat dipulihkan harus diubah baik karena informasi baru
telah tersedia maupun karena proses produksi telah menjadi lebih canggih.
Masalah ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik
dan peralatan.
- Nilai penemuan.
Nilai
penemuan merupakan istilah lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan daerah
sumber daya alam. Seperti ditunjukkan sebelumnya akuntan tidak mengakui nilai
penemuan. Akan tetapi, jika nilai penemuan akan dicatat maka suatu akun aktiva
akan didebet dan akun apresiasi yang belum direalisasi akan di kredit.
- Aspek pajak dari sumber daya alam.
Peraturan
pajak telah lama menetapkan pengurangan yang lebih besar dari biaya atau
persentase pajak deplesi terhadap pendapatan minyak, gas, dan kebanyakan
mineral. Persentase deplesi atau statuter memungkinkan pengahapusan sekitar 5%
hingga 22% (tergantung pada sumber daya alam) dari pendapatan kotor yang
diterima.
- Dividen likuidasi
Masalah
akuntansi yang utama adalah membedakan antara dividen yang merupakan
pengembalian modal dan yang bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen
likuidasi harus mendebet agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan
investasi awal dan bukan ke laba ditahan, karena dividen tersebut merupakan
pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.
Beberapa
perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :
- Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service ( manfaat ekonomi ) yang terjadi dalam aktiva tetap.
- Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat digantilangsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
- Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke penghasilan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan ( kecuali dalam perusahaan dimana depresiasi dihitung berdasarkan hasil produksi ).
Metode
Perhitungan Deplesi
Untuk
menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :
a)
Harga perolehan aktiva
Dalam
hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh
izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran
itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.
b)
Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
c)
Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.
Deplesi
dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ).
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh
sebagai berikut :
Tanah
yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran
isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir
bernilai Rp 2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut :
Deplesi
= Rp 20.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 = Rp 120,00 per ton
150.000
Jika
pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk
tahun tersebut = 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00
Jurnal
yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :
Deplesi
Rp 4.800.000,00
Akumulasi
Deplesi
Rp 4.800.000,00
Revisi
Perhitungan Deplesi
Jika
pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi,
sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi,
jika kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka
perhitungan deplesi perlu direvisi. Begitu juga jika taksiran isi tambangnya
berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka
perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan
dengan 2 cara sebagai berikut :
v
Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk
deplesi yang akan datang.
v
Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi
tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.
Dalam
cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat
diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan
koreksi. Misalnya deplesi yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai
berikut :
Akumulasi
Deplesi
Rp xxx
Laba
Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu
) Rp xxx
Dalam
cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk
tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya, dari contoh
dimuka, biaya pembangunan bertambah dengan sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah
dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir
masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi tahun kedua sebagai berikut :
Harga
perolehan
pertama
Rp 20.000.000,00
(
– ) nilai
sisa
Rp 2.000.000,00
Deplesiasi
tahun
lalu
4.800.000,00 Rp 6.800.000,00
Rp
13.200.000,00
Biaya
pembangunan tahun
kedua
Rp 1.800.000,00
Jumlah
yang akan
dideplesi
Rp 15.000.000,00
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua :
Hasil
eksploitasi tahun kedua ( ton
)
30.000
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua ( ton
)
90.000
Taksiran
isi tambang pada awal tahun kedua ( ton
)
120.000
Deplesi
per ton dalam tahun kedua :
Rp
15.000.000,00 : 120.000,00 = Rp 125,00
Deplesi
tahun kedua = 30.000 ton x Rp 125,00 = Rp
3.750.000,00
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar