Masalah Nilai Kurs
Mata Uang
Nilai Kurs (Rate of
Exchange) menyatakan hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan
kesatuan mata uang dalam negeri. Jenis kurs yang dikenal di dalam dunia
perdagangan :
1.
Nilai kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatif emas murni yang terdapat
di dalam satu kesatuan mata uang tertentu.
2.
Nilai kurs yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran yang berlaku
3.
Nilai kurs yang ditetapkan oleh pemerintah
Nilai kurs yang
menyatakan nilai tukar mata uang asing dan dalam negeri dapat dinyatakan secara
langsung atau tidak langsung. Nilai tukar langsung menyatakan nilai satu unit
mata uang dalam persamaannya dengan nilai mata uang dalam negeri. Nilai tukar
tidak langsung menyatakan nilai kesatuan mata uang dalam negeri dalam
persamaannya dengan mata uang asing.
Jual beli dengan
pihak luar negeri
Adanya fluktuasi
(naik turunnya) nilai tukar dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya,
dapat menyebabkan salah satu pihak yang mengadakan transaksi akan menderita
rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Laba atau rugi tersebut adalah
perbedaan yang terjadi antara kurs tanggal terjadinya atau dimulai berlakunya
transaksi dengan kurs pada tanggal diselesaikannya transaksi atau dilakukannya
realisasi pembayaran.
Contoh :
Seorang eksportir
Indonesia mengirimkan barang-barang yang dijualnya kepada seorang pedagang di
India,dengan harga factor Rp 5.500.000 kurs Rupee (RP) pada saat itu Rp 55,00
jadi pedagang India yang membeli barang dari esportir Indonesia akan mencatat
transaksi itu sebagai pembelian barang seharga RP 100.000 (100.000
Rupee).Tetapi pada saat pmbayaran akan dilakukan oleh pedagangan india ternyata
kurs rupiah turun menjadi 1 Rupee =RP 57,00. Dalam keadaan semacam ini pedagang
India akan membayar dalam jumlah Rupee lebih rendah dari 100.000 Rupee untuk
mendapatkan uang rupiah sebesar Rp 5.500.000 guna menyelesaikan kewajibanya.
Adapun pencatatan yg
dilakukan eksportir Indonesia thdp transaksi itu adl sbb:
-
Pada waktu pengiriman brg (kurs 1RP=Rp55,00), jurnalnya
Piutang dagang
–valuta asing
Rp 5.500.000
Penjualan
Rp 5.500.000
-
Penerimaan penyelesaian pembayaran oleh pedagang dg mengirimkan uang
Rp100.000(Rupee) kurs 1 RP=RP57,00), jurnalnya:
Kas
Rp 5.700.000
Laba selisih
kurs
Rp 200.000
Piutang
dagang
Rp 5.500.000
Masalah Penjabaran
Nilai Mata Uang
Perhitungan
penjabaran mata uang harus memperhatikan dasar hitungan mata uang yang
bersangkutan. Apabila nilai tukar suatu mata uang dinyatakan dalam dasar
hitungan desimal, penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatif lebih
mudah.
Contoh :
Misalnya uang
sejumlah 1.000.000 lira (Italy) akan dijadikan rupiah. Kurs Lira terhadap
rupiah menunjukan 1 lira =0,710. Jumlah lira dinyatakan dalam rupiah. 1.000.000
L 0,710 =710.000
Sebaliknya Rp
1.000.000 dapat dinyatakan dalam lira dengan perhitungan :
Rp 1.000.000 : 0,710
=1,408,450,70 lira
Ketentuan umum untuk
menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini di Indonesia
telah diatur di dalam prinsip akuntansi.
Penjabaran
Rekening-Rekening yang Dinyatakan dalam Uang Asing
Jika laporan keuangan
gabungan atau laporan keuangan yang dikonsolidasi akan disusun, dalam rangka
menunjukan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan
usaha, maka terlebih dahulu harus dilaksanakan penjabaran terhadap saldo
rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi saldo rekening-rekening
yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri.
Ketentuan umum untuk
menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini di Indonesia
telah diatur di dalam prinsip akuntansi.
Penyusunan Laporan
Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri
Langkah-langkah :
1.
atas dasar laporan keuangan individual dari cabang, terlebih dulu harus
diadakan penjabarkan terhadap saldo rekening-rekening pembukuan kantor cabang
menjadi saldo yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri yang dipakai kantor
pusat.
2.
proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang, sebaliknya dimulai
dengan mengambil dari angka-angka yang terdapat pada neraca saldo.
3.
apabila hasil penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan secara keseluruhan
tidak seimbang, maka selisihnya ditampung dalam rekening “Penyesuaian Kurs”
4.
sesudah proses penjabaran, kemudian menyusun daftar lajur gabungan
5.
menyusun neraca dan perhitungan Laba-Rugi Gabungan.
Sumber:
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/hubungan-kantor-pusat-dan-cabang-2/
0 komentar:
Posting Komentar