RAPBN 2013, 'lebih besar pasak
daripada tiang'
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2013 dinilai masih didominasi oleh kepentingan dan masih tersandera
oleh beban subsidi dan utang.
Direktur Indef Eny Sri Hartati mengatakan, RAPBN 2013 terus mengalami peningkatan mencapai Rp1.657,9 triliun. Namun, banyak kalangan tetap pesimistis terhadap peningkatan fungsi stimulus fiskal yang dapat diperhatikan pemerintah ke depan.
"Mengenai enfisiensi APBN kita, bagaimana pemerintah bisa melalui pengalokasian APBN agar mampu mendorong sektor-sektor. Kalau kita lihat alokasi anggaran, seperempatnya buat bayar bunga utang, seperempatnya buat subsidi, jadi untuk menstimulus fiskal 12 persen. Apalagi kalau kita lihat belanja kita terlaku boros," kata Eny, dalam Diskusi RAPBN 2013 Warisan Buruk untuk Pemerintah yang Akan Datang, di Gedung Energi, Jakarta, Selasa (16/10/2012).
Eni menambahkan, dalam RAPBN 2013, pemerintah menerapkan pendapatan dan pengeluaran Indonesia yang tidak seimbang. Eni mengatakan, saat ini keuangan rumah tangga bangsa sedang lebih besar pasak dari pada tiang.
"Pendapatan naik 10,92 persen. Sementara peningkatan belanja 14,55 persen ini sama seperti rumah tangga," tambah Eni.
Ironisnya kebijakan defisit anggaran tidak diperuntukkan meningkatkan peran stimulus fiskal yaitu habis untuk membiayai birokrasi di mana rata-rata belanja pemerintah pusat tumbuh 15 persen. Namun belaja pegawai justru tumbuh sebesar 19 persen.
Direktur Indef Eny Sri Hartati mengatakan, RAPBN 2013 terus mengalami peningkatan mencapai Rp1.657,9 triliun. Namun, banyak kalangan tetap pesimistis terhadap peningkatan fungsi stimulus fiskal yang dapat diperhatikan pemerintah ke depan.
"Mengenai enfisiensi APBN kita, bagaimana pemerintah bisa melalui pengalokasian APBN agar mampu mendorong sektor-sektor. Kalau kita lihat alokasi anggaran, seperempatnya buat bayar bunga utang, seperempatnya buat subsidi, jadi untuk menstimulus fiskal 12 persen. Apalagi kalau kita lihat belanja kita terlaku boros," kata Eny, dalam Diskusi RAPBN 2013 Warisan Buruk untuk Pemerintah yang Akan Datang, di Gedung Energi, Jakarta, Selasa (16/10/2012).
Eni menambahkan, dalam RAPBN 2013, pemerintah menerapkan pendapatan dan pengeluaran Indonesia yang tidak seimbang. Eni mengatakan, saat ini keuangan rumah tangga bangsa sedang lebih besar pasak dari pada tiang.
"Pendapatan naik 10,92 persen. Sementara peningkatan belanja 14,55 persen ini sama seperti rumah tangga," tambah Eni.
Ironisnya kebijakan defisit anggaran tidak diperuntukkan meningkatkan peran stimulus fiskal yaitu habis untuk membiayai birokrasi di mana rata-rata belanja pemerintah pusat tumbuh 15 persen. Namun belaja pegawai justru tumbuh sebesar 19 persen.
Sumber:
Sindonews. Selasa, 16 Oktober 2012 − 17:47 WIB
Link: http://ekbis.sindonews.com/read/2012/10/16/33/680290/rapbn-2013-lebih-besar-pasak-daripada-tiang
ANALIASIS:
Menurut saya sebaiknya pemerintah mempertimbangkan
kembali besarnya RAPBN tersebut. Karena RAPBN tersebut jumlahnya sudah melebihi
pendapatan yang diterima Negara. Seharusnya APBN itu tidak boleh lebih dari
besarnya pendapatan Negara. Disamping itu, hutang Indonesia terbilang sudah
banyak, jadi menurut saya menambah hutang untuk APBN 2013 itu tidaklah efektif.
Hal itu akan membuat keuangan Negara semakin rumit. Jadi, sebaiknya besarnya
RAPBN 2013 lebih diperkecil lagi peningkatannya. Dan dengan adanya suatu
peningkatan APBN seharusnya ada pula peningkatan dalam berbagai sektor dan
fasilitas.
0 komentar:
Posting Komentar